Abstract:
Kecerdasan kinestetik atau kecerdasan olah tubuh merangsang kemampuan seseorang
untuk mengolah tubuh secara ahli, atau untuk mengekspresikan gagasan dan emosi melalui
gerakan. Ini termasuk menangani suatu benda dengan cekatan dan membuat sesuatu.
Pebasket, penari, koreografer dan pantomim sangat membutuhkan kecerdasan olah tubuh ini.
Tubuh manusia merupakan hal yang bisa dipelajari, baik bentuk maupun perilakunya (gerakan
anggota tubuh). Tubuh manusia akan terlihat kelenturannya apabila sering melakukan olah
tubuh. Hal tersebut sangatlah diperlukan oleh manusia pada umumnya supaya gerak tubuhnya
tidak terlihat kaku. Perkembangan gerak tubuh manusia pada dasarnya akan meningkatkan
kecerdasan kinestetik.Kecerdasan badani-kinestetik dapat didiskusikan dan kemudian
digambarkan dengan aktivitas-aktivitas yang melibatkan hal-hal sebagai berikut : 1)
keterampilan otot besar dan otot kecil, 2) kegiatan fisik, 3) bahan-bahan rekayasa, 4) membuat
dan membangun suatu benda, 5) peragaan, 6) modeling, 7) tarian, 8 olahraga, 9) berkeliling,
10) mengerjakan sesuatu secara fisik, 11) bahasa tubuh, 12) koordinasi mata-tangan. Tubuh
manusia sebagai simbol yang kiranya sudah menjadi umum untuk semua orang. Oleh karena
itu, harus ada suatu daya atau kekuatan penggerak di dalam tubuh dan dipertegas oleh
perilaku fisik sehingga lebih mudah untuk mengungkapkan diri dan berkomunikasi dengan
orang lain. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kecerdasan kinestetik anak melalui
penerapan pembelajaran seni tari. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang
dilaksanakan dalam tiga siklus yang terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa
pembelajaran seni tari dapat meningkatkan kecerdasan kinestetik anak di kelompok B RA AR
Rohman Kabupaten Simalungun. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan kecerdasan
kinestetik anak pada pra siklus rata-rata sebesar 21,65%, pada siklus 1 meningkat menjadi
44,55%, pada siklus 2 terjadi peningkatan lagi sebesar 64,64% dan pada siklus 3 kecerdasan
kinestetik anak telah mengalami peningkatan yang cukup baik yaitu rata-rata sebesar 86,10%.
Berdasarkan data tersebut maka penerapan pembelajaran seni tari untuk meningkatkan
kecerdasan kinestetik anak usia dini dapat dikatakan berhasil, makadengan ini dinyatakan
bahwa hipotesis dapat diterima.