Research Repository

Penerapan Model Pembelajaran CORE Untuk Meningkatkan Pemecahan Masalah Siswa SMP Muhammadiyah 57 Medan T.P 2016/2017

Show simple item record

dc.contributor.author Sajali, Ahmad
dc.date.accessioned 2020-11-17T07:02:45Z
dc.date.available 2020-11-17T07:02:45Z
dc.date.issued 2017-03
dc.identifier.uri http://repository.umsu.ac.id/handle/123456789/12655
dc.description.abstract Kemampuan pemecahan masalah merupakan tujuan utama dalam pembelajaran matematika. Pada pembelajaran konvensional yang sampai sekarang masih dominan dilaksanakan di Indonesia sebagian peserta didik terbiasa melakukan kegiatan belajar berupa menghafal tanpa dibarengi pengembangan kemampuan pemecahan masalah. Salah satu model pembelajaran yang diharapkan dapat membantu peserta didik berlatih memecahkan masalah adalah model pembelajaran CORE (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan model pembelajaran CORE berpengaruh positif terhadap kemampuan pemecahan masalah dan prestasi belajar siswa, dan apakah siswa yang mengikuti pembelajaran ini dapat memenuhi ketuntasan belajar , demikian pula apakah kemampuan pemecahan masalah bagi siswa yang mengikuti pembelajaran ini lebih baik daripada kemampuan pemecahan masalah bagi siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, sedangkan instrumen penelitian ini adalah lembar observasi dan tes. Sebagai subjek penelitian ini adalah siswa/I SMP Muhammadiyah 57 medan kelas VIII-B tahun pelajaran 2016/2017. Dalam penelitian ini siswa kelas VIII-B SMP Muhammadiyah 57 Medan berjumlah 40 siswa yang terdiri dari 20 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan. Hasil penelitian penelitian ini dibagi atas III siklus. Hasil observasi aktivitas belajar siswa yang signifikan yaitu dari pra siklus ke siklus I terjadi pada indikator memperhatikan penjelasan guru, yaitu dari skor 101 ke 108. Peningkatan dari siklus I ke siklus II terjadi pada indikator memperhatikan penjelasan guru, yaitu dari skor 108 ke 120. Peningkatan signifikan dari siklus II ke siklus III terjadi pada indikator yang sama yaitu memperhatikan penjelasan guru, dari skor 120 ke 123. Dari analisis tes pra siklus diperoleh 9 dari 40 siswa (22,5%) yang mencapai ketuntasan, dan yang belum mencapai ketuntasan 31 siswa (77,5%). Hasil tes kemampuan pemecahan masalah belajar siswa dari siklus I diperoleh 25 siswa (62,5%) yang mencapai ketuntasan, sementara yang belum tuntas 15 orang (37,5%). Untuk hasil tes kemampuan pemecahan masalah belajar siswa dari siklus II diperoleh 29 siswa (72,5%) yang mencapai ketuntasan, sementara yang belum tuntas 11 orang (27,5%). Sedangkan untuk hasil belajar pada siklus III diperoleh sebanyak 35 siswa (87,5%) yang mencapai ketuntasan, sementara yang belum tuntas sebanyak 5 orang (12,5%). Dengan demikian model ini dapat dijadikan sebagai alternatif model pembelajaran yang efektif untuk mencapai kemampuan pemecahan masalah dan prestasi belajar siswa secara optimal. en_US
dc.title Penerapan Model Pembelajaran CORE Untuk Meningkatkan Pemecahan Masalah Siswa SMP Muhammadiyah 57 Medan T.P 2016/2017 en_US
dc.type Thesis en_US


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search DSpace


Browse

My Account