dc.description.abstract |
Latar belakang masalah penelitian ini adalah kondisi religiusitas dimensi
ibadah di MTs Muhammadiyah 15 Medan yang masih kurang. Kemudian muncul
program keagamaan baru yaitu mentoring. Di dalam mentoring tersebut terdapat
aktivitas-aktivitas yang kiranya mampu untuk membentuk religiusitas dimensi ibadah.
Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti hal ini. Yang menjadi permasalahan
dalam penelitian ini adalah bagaimana penerapan mentoring terhadap religiusitas
dimensi ibadah pada siswa, bagaimana religiusitas dimensi ibadah siswa setelah
mengikuti mentoring, dan apa faktor pendukung dan faktor penghambat penerapan
metode mentoring di MTs Muhammadiyah 15 Medan. Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan program-program yang diberikan kepad siswa dlam rangka membentuk
religiusitas dimensi ibadah siswa.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, denggan mengambil latar MTs
Muhammadiyah 15 Medan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi,
wawancara, dan dokumentasi untuk mengecek keabsahan data. Hasil penelitian
menunjukkan : (1) penerapan metode mentoring terhadap pembentukan religiusitas
dimensi ibadah dilakukan melalui dua upaya, yaitu membentuk struktur sikap religiusitas
dan membentuk kesadaran serta pengalaman beragama siswa. Adapun untuk membentuk
kesadaran beragama melalui materi ancaman dan kematian, sedangkan untuk
membentuk kesadaran beragama siswa melalui kegiatan mabit. (2), Religiusitas dimensi
ibadah pada siswa peserta mentoring dapat dilihat melalui buku mutaba’ah yaumiyah.
Dengan melihat religiusitas siswa dalam buku mutaba’ah yaumiyah dapat
disimpulkan bahwa penerapan mentoring sudah cukup baik karena mampu mengubah
siswa yang awalnya jarang menjalankan ibadah kini mereka cukup rajin menjalankan
ibadah. (3) Dalam proses mentoring tidak lepas dari faktor pendukung dan faktor
penghambat. Faktor pendukungnya antara lain sarana dan prasarana, serta programprogram tambahan mentoring. Adapun faktor penghambatnya antara lain isu-isu negatif
terhadap islam, keterbatasan waktu, dan lingkungan luar sekolah. |
en_US |