dc.description.abstract |
Indonesia merupakan daerah rawan gempa, oleh karena itu untuk mengurangi risiko
bencana yang terjadi diperlukan konstruksi bangunan yang tahan terhadap gempa.
Struktur yang paling umum digunakan untuk menahan gaya lateral adalah Sistem
Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK). Struktur gedung bertingkat dirancang
menggunakan material baja, seperti halnya diketahui struktur baja memiliki sifat
yang daktail yang kuat serta mampu menyerap energi gempa dengan baik. Pada
umumnya, struktur gedung bertingkat hanya didesain dengan massa seragam
perlantai. Hal ini bertentangan dengan kenyataan yang sebenarnya bahwa struktur
bangunan bertingkat didesain dengan massa tidak seragam perlantai sebagaimana
fungsi bangunan tersebut. Dalam penelitian terdapat 2 model yaitu struktur gedung
bertingkat yang memiliki massa seragam perlantai (Model 1) dan struktur gedung
bertingkat massa tidak seragam perlantai (Model 2) dengan mereduksi nilai beban
hidup merata berdasarkan SNI 1727:2013. Analisis dilakukan dengan analisis
respons spektrum terhadap setiap model untuk mempelajari perpindahan, drift
ratio, gaya geser dasar, perioda getar struktur dan kekakuan yang berdasarkan SNI
1726:2012. Hasil menunjukkan bahwa Model 2 memiliki nilai perpindahan, drift
ratio, gaya geser dasar, perioda getar struktur dan kekakuan lebih besar dari Model
1. Hal ini dipengaruhi oleh beban hidup tidak seragam perlantai sesuai dengan
fungsi ruang pada Model 2. Dengan selisih persentase berat struktur antara Model
1 dan 2 adalah sebesar 17,289%. |
en_US |