Abstract:
Pendahuluan: Post operative nausea and vomiting (PONV) atau mual muntah
pasca bedah biasanya muncul 24–48 jam setelah tindakan bedah. PONV
merupakan penyebab paling sering ketidaknyamanan pasien setelah menjalani
anestesi.PONV juga dapat menyebabkan perpanjangan masa pengawasan di Post
Anesthesia Care Unit (PACU) dan meningkatkan kejadian rawat kembali ke
rumah sakit yang tidak diduga (readmission), sehingga meningkatkan biaya
medis. Dilaporkan kejadian PONV pada 30% pasien pasca operasi dan mencapai
80% pada pasien pasca operasi dengan risiko tinggi. Sebanyak 30% dari 100 juta
lebih pasien bedah di Amerika Serikat mengalami PONV. Di Indonesia, angka
mual muntah pasca bedah belum tercatat dengan jelas. Tujuan : Mengetahui
insidensi PONV pada pasien yang menjalani anestesi umum dengan isofluran
berdasarkan jenis kelamin, kelompok usia, jenis tindakan operasi, dan riwayat
merokok pada bulan Oktober-Desember 2018 di RSU Putri Hijau Tk. II Kesdam
I/BB. Metode: Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif kategorikal dengan
cara survei data rekam medis pasien bulan Oktober-Desember yang menjalani
anestesi dengan isofluran di RSU Putri Hijau Tk. II Kesdam I/BB. Hasil
Penelitian : Dalam penelitian ini didapatkan 70 sampel yang menjalani anestesi
inhalasi dengan isofluran diantaranya 27 pasien mengalami PONV (38,6%),
insidensi PONV tinggi pada jenis kelamin wanita sebanyak 14 orang (51,9%),
insidensi PONV tinggi pada 3 kelompok usia 18-24 tahun, 25-31 tahun dan 39-45
tahun sebanyak 6 orang (22,2%), insidensi PONV tinggi pada pasien yang
menjalani tindakan operasi THT sebanyak 11 orang (40,7%), insidensi PONV
tinggi pada pasien yang tidak merokok sebanyak 21 orang (77,8%). Kesimpulan :
Insidensi PONV pada pasien yang menjalani anestesi umum dengan isofluran
tinggi pada kelompok usia 18-24 tahun, 25-31 tahun, dan 39-45 tahun, berjenis
kelamin wanita, pasien yang menjalani tindakan operasi THT, dan pada pasien
yang tidak merokok.