Abstract:
Dalam penerapan PSAk No. 14 yang berkaitan dengan akuntansi persediaan
ditemukan fenomena dimana perusahaan sebagai distributor tidak memasukkan
biaya bongkar muat ke dalam penentuan harga pokok persediaan barang
dagangan, perusahaan hanya menghitung berdasarkan faktur pembelian saja tanpa
menambahkan biaya-biaya yang timbul sebagai akibat dari transaksi pembelian
yang telah dilakukan. Hal ini diketahui dalam pengiriman produk biaya bongkar
dari pelabuhan hingga ke perusahaan dicatat sebagai biaya administrasi dan
umum.
Adapun yang menjadi tujuan dalam melakukan penelitian ini
adalah untuk menganalisis penerapan akuntansi persediaan serta menganalisis
kesesuaian akuntansi persediaan dengan PSAK No. 14 pada PT. Tirta Raya Abadi
Medan. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu Bagaimana
pencatatan akuntansi berkaitan dengan transaksi persediaan serta menganalisis
kesesuaian akuntansi persediaan dengan PSAK No. 14pada PT. Tirta Raya Abadi
Medan?. Dalam penelitian digunakan teknik pengumpulan data yaitu wawancara
dan studi dokumentasi, sedangkan teknik analisis data yang digunakan yaitu
metode analisis deskiptif.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa metode pencatatan yang
diterapkan pada perusahaan PT. Tirta Raya Abadi Medan dalam mencatat
persediaan barang dagangannya adalah dengan menggunakan Metode Perpetual
Terkomputerisasi dan sedangkan untuk metode penilaian persediaan barang
dagangannya adalah dengan menggunakan Metode FIFO (First in First out) /
MPKP (Masuk Pertama Keluar Pertama) dimana ini metode ini dikembangkan
berdasarkan asumsi bahwa persediaan baranag dagangan yang pertama dibeli
adalah persediaan yang pertama harus dijual sehingga telah sesuai dengan PSAK
No.14 (Revisi 2015).
Selain itu pengungkapan persediaan dalam PT. Tirta Raya Abadi Medan
disajikan dalam laporan keuangan yakni neraca dan laporan laba-rugi sehingga
telah sesuai dengan PSAK No.14 (Revisi 2015).