Abstract:
Inklusi dan Literasi keuangan merupakan program yang beberapa tahun belakangan ini sedang digalakkan oleh pemerintah melalui Otoritas Jasa Keuangan (OJK) demi mencapai masyarakat indonesia yang sejahtera dengan didukung digitaslisasi keuangan agar dapat menjangkau hingga pelosok indonesia masyarakat hanya perlu melakukan transaksi dengan menggunakan telepon genggam dan Agen Laku Pandai. Tentu saja dengan dukungan infrastruktur layanan internet dan listrik yang telah tersedia dengan tersedianya layanan keuangan digital maka masyarakat tidak perlu lagi ke bank dengan begitu semua pelayanan beralih ke smartphone atau Agen Laku Pandai, dan fintech bank formal juga tidak perlu mendirikan kantor cabang (branchless banking) untuk melayani nasabah. Dalam penelitian ini model yang digunakan yaitu TKD yang dipengaruhi oleh FIN, PDB, IKE, PI berdasarkan estimasi diperoleh hasil R2 97.7% dari hasil R2 97.7% maka memiliki sisa εt sebesar 2.3% yang ada pada disturbance error term. Dalam penelitian ini juga menggunakan analisis tipologi klassen, yaitu pemetaan dengan 3 variabel utama yaitu Literasi Keuangan, Inklusi Keuangan dan PDRB Perkapita tipologi klassen digunakan untuk memetakan daerah mana yang unggul tingkat Literasi dan Inklusi Keuangannya Terhadap Pertumbuhan PDRB Perkapitanya.