Abstract:
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui campur kode dan fenomena bahasa yang
terjadi dalam satu tuturan komunikasi. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan
kajian sosiolinguistik tentang peristiwa campur kode yang terjadi dalam tuturan
antara pemilik pabrik rumahan yang beretnis tionghoa dengan pekerjanya yang
merupakan orang yang beretnis jawa. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan jenis jenis campur kode yang digunakan dan menentukan faktor-faktor sosial yang mempengaruhi
penggunaan campur kode dalam tuturan mereka. Data penelitian diperoleh dari tuturan
pemilik pabrik rumahan dengan para pekerjanya dalam keseharian mereka melakukan
pekerjaannya. Penelitian ini dilakukan tepatnya di Jln Pancing II Lingkungan IV Kelurahan
Besar.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, untuk mendapatkan
data yang akan dianalisis peneliti meneliti narasumber yaitu pemilik pabrik rumahan dan
pekerjanya dengan menggunakan instrumen dokumentasi, Teknik Simak Bebas Libat
Cakap (SBLC). Teknik ini yaitu peneliti tidak terlibat dalam proses dialog atau tidak
ikut serta dalam proses pembicaraan, peneliti hanya sebagai pemerhati dan pendengar
saja. Teknik simak bebas libat cakap digunakan untuk menyimak tuturan yang terjadi
pada pemilik pabrik rumahan dan pekerja di Lalang Panjang Martubung.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa campur kode dapat terjadi antara dua bahasa karena
perbedaan etnis. Dari hasil penelitian, menurut peneliti kedua bahasa yang dipakai apakah itu
bahasa pemilik pabrik rumahan yaitu bahasa Tionghoa atau bahasa pekerjanya yaitu bahasa
Jawa digunakan secara efektif dan tidak mengganggu berlangsungya komunikasi, karena dari
bahasa yang berbeda ini dapat dimengerti oleh kedua bela pihak.