dc.description.abstract |
Kehidupan wanita bercadar yang penuh kontroversi di berbagai wilayah
Indonesia yang diidentikkan dengan tanggapan masyarakat sebagai terorisme atau
ajaran Islam yang sesat, membuat wanita bercadar sulit berkomunikasi dengan
lingkungannya. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya masyarakat menghindari
wanita bercadar. Studi ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas komunikasi Islam wanita
bercadar dalam interaksi sosial di masyarakat di Kota Medan.
Penelitian ini dilakukan di Kota Medan khususnya di Mesjid Universitas
Sumatera Utara (USU), Mesjid Universitas Negeri Medan (UNIMED), dan
Mesjid Al-Jihad. Adapun objek penelitian ini adalah wanita muslim bercadar
berjumlah 5 orang dan terdiri dari berbagai profesi, segi umur, serta pengalaman
bercadar yang berbeda pula. Teknik pengumpulan data yang dilakukan data
primer dikumpulkan dengan menggunakan cara observasi dan wawancara
mendalam kepada informan yang ditentukan menggunakan teknik purposive
sampling.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa wanita bercadar memakai
cadar untuk menutup auratnya meskipun berbeda hukum yang diyakini dan wanita
bercadar tidaklah selalu menutup diri dari lingkungan sekitarnya. Bahkan di satu
sisi, wanita bercadar memiliki kompeten dalam hal berkomunikasi. Seperti
komunikasi Islam yang dilakukannya baik secara verbal dan nonverbal.
Komunikasi Islam merupakan sebuah proses penyampaian pesan yang didasarkan
pada kaidah, prinsip, atau etika keIslaman. Sumber kuat komunikasi Islam
berasal dari Al-Qur’an dan Al-Hadist yang didalamnya ditemukan berbagai
panduan-panduan agar komunikasi itu berjalan dengan baik dan efektif.
Pentingnya efektivitas komunikasi Islam sebagai syarat keberhasilan sebuah
interaksi sosial yang dilakukan dalam lingkungan sekitar. |
en_US |