Abstract:
Bahasa merupakan alat komunikasi untuk menyampaikan pesan kepada orang lain
agar pesan yang disampaikan dapat dimengerti. Di samping dapat diperoleh
semenjak kita lahir, bahasa juga dilakukan dengan mengenali bunyi-bunyi bahasa
itu sendiri. Di dalam teori keterampilan berbahasa disebutkan adanya listening,
speaking, reading dapat diperoleh dengan cara mempelajarinya. Dalam hal ini
mempelajari bunyi bahasa disebut dengan fonologi. Fonologi sebagai ilmu yang
mempelajari bunyi bahasa telah banyak ditulis ahli linguistik dan menjadi bahan
penelitian oleh para peneliti. Meskipun demikian, penulis ingin meneliti fonologi
bahasa Mandailing, salah satu bahasa daerah yang ada di Indonesia. Lokasi
penelitian ini adalah di Perkumpulan Hutapungkut yang beralamat di Jl. Letda
Sujono Medan. Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa bunyi vokal
adalah bunyi yang dihasilkan tanpa melibatkan penyempitan atau penutupan pada
daerah artikulasi. Di dalam bahasa Mandaling, terdapat bunyi vokal sebagai
berikut: [a] [aŋgo] ‘kalau’, [i] [ikan] ‘ikan’, [u] [adu] ‘itu’, [e] [jahe ] ‘jahit’, [a]
[kita] ‘kita’, [o] [on] ‘ini’. Berdasarkan menaik dan menurunnya bunyi
sonoritasnya diftong dibagi menjadi dua macam yaitu diftong menaik dan diftong
menurun yaitu [ay] yaitu [piŋay] ‘putih’, [anday] ‘ibu’ [pamaray] ‘mengkudu’,
[tupay] ‘tikus’, [naŋay] ‘sungai’, [mamatay] ‘mendelik’, [aw] yaitu [danaw]
‘danau’ [pisaw] ‘pisau’ [hanaw] ‘enau’ [kabaw] ‘kerbau’ [basaw] ‘teriak’. Bunyi
semivokal terdiri dari: Bunyi [w] adalah semivokal bilabila yang dilafalkan
dengan mendekakatkan kedua bibir tanpa menghalangi udara yang dihembuskan
dari paru-paru. Contoh: [wirit] ‘tahlilan’ [danaw], ‘danau’, [dewasa] ‘dewasa’,
[tuw ] ‘danau’, [sawi] ‘sawi’. Bunyi [y] adalah semivokal palatal bersuara dan
lepas. Lidah depan didekatkan ke langit-langit; ujung lidah dijulurkan tinggitinggi ke depan kemudian dengan cepat kembali ke posisi semula. Udara bergerak
keluar melalui rongga mulut. Pita suara bergetar. Contoh: [bayo] ‘besan’, [kayo]
‘kaya’, [naŋay] ‘usang’, [anday] ‘ibu’, [layar] ‘layar’.