Abstract:
Bahasa adalah satu-satunya milik manusia yang tidak pernah lepas dari
segala kegiatan dan gerak manusia sepanjang keberadaan manusia itu sebagai
makhluk berbudaya dan bermasyarakat. Pecandu minuman beralkohol yang
sedang mabuk memiliki tingkat kesadaran dan sikap sosial yang berbeda
dibanding saat ia dalam keadaan tidak mabuk, termasuk juga cara ia berbicara dan
menyampaikan keinginannya. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
bagaimana ragam bahasa pecandu minuman beralkohol di Kota Stabat Langkat.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan ragam bahasa pecandu
minuman beralkohol di Kota Stabat Langkat. Subjek penelitian ini adalah pecandu
minuman beralkohol di kota Stabat. Penelitian ini bersifat Deskriptif dimana
peneliti akan menjabarkan tentang ragam bahasa pecandu minuman beralkohol di
kota Stabat Kabupaten Langkat. Hasil penelitian dan pembahasan terhadap 3
responden penelitian, dapat diambil kesimpulan bahwa ragam bahasa pecandu
minuman beralkohol mengalami hambatan dalam berbahasa dengan baik,
khususnya pada tingkat mabuk sedang dan atau mabuk berat. Di antaranya dalam
hal pemilihan kata-kata yang baik, dan pemilihan kalimat yang baik. Dalam
keadaan mabuk sedang dan atau mabuk berat mulai menggunakan pemilihan katakata yang tidak baik, seperti makian atau kata-kata kotor. Sedangkan dalam
pemilihan kalimat, dalam keadaan mabuk sedang dan atau mabuk berat, maka
pemilihan kalimat yang baik (sesuai dengan topik pembicaraan, beretika, dan
dapat menerima kebenaran lawan bicara), semakin berkurang dilakukan.