Abstract:
Bawang merah merupakan komoditas sayuran unggulan karena memiliki
nilai ekonomis yang tinggi. Rendahnya produksi bawang merah di Indonesia
disebabkan penggunaan lahan yang kurang ramah lingkungan. Peningkatan
produktivitas bawang merah dapat dilakukan melalui intensifikasi penggunaan
lahan yaitu dengan cara mengkombinasikan pupuk organik dan anorganik secara
optimal dan berimbang. Debu vulkanik Sinabung merupakan bahan yang
mengandung unsur hara dan mineral yang dapat memperbaiki sifat fisika dan
kimi tanah. Pupuk kalium juga dibutuhkan tanaman dalam proses pertumbuhan
agar mampu menghasilkan umbi yang optimal. Berdasarkan hal tersebut tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh debu vulkanik Sinabung
dan pupuk KCl terhadap pertumbuhan dan produksi bawang merah.
Penelitian ini telah dilaksanakan di Jalan Suriadi Gg. Andalas, Kecamatan
Percut Sei Tuan, Medan. Lokasi ini berada pada ketinggian tempat ± 25 mdpl
dengan topografi datar. Penilitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai
dengan April 2018.
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial
dengan 2 faktor yang diteliti : faktor pemberian debu vulkanik Gunung Sinabung
(A) terdiri dari 3 taraf yaitu A0 (0 ton/ha), A1 (10 ton/ha), A2 (20 ton/ha) dan
faktor pupuk KCl (B) terdiri dari 4 taraf, yaitu B0 (0 ton/ha), B1 (150/ha), B2 (300
ton/ha), B3 (450 ton/ha). Terdapat 12 kombinasi perlakuan yang diulang 3 kali
menghasilkan 36 satuan percobaan. Data hasil pengamatan dianalisis dengan
menggunakan analisis sidik ragam dan dilanjutkan dengan uji jarak berganda
Duncan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk KCl dan debu
vulkanik Gunung Sinabung serta interaksi keduanya tidak berpengaruh nyata
terhadap semua parameter pertumbuhan dan produksi tanaman bawang merah
meliputi tinggi tanaman, jumlah daun per rumpun, jumlah anakan per rumpun,
jumlah umbi per rumpun, bobot basah umbi per tanaman dan bobot basah umbi
basah per plot.