Abstract:
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengkaji risiko yang terjadi dari pembiayaan dengan akad murabahah yang diukur melalui rasio Non Peforming Financing (NPF), serta bagaimana persentase margin yang diperoleh bank dari pembiayaan tersebut. Dominannya pembiayaan murabahah mendorong kenaikan rasio Non Performing Financing (NPF), sehingga menimbulkan suatu risiko. Penelitian dilakukan pada PT BNI Syariah Kantor Cabang Medan Adam Malik dalam rentang empat tahun yaitu dari tahun 2013 hingga tahun 2016. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Dalam penelitian ini, data diperoleh dengan menggunakan tekhnik pengumpulan data dokumentasi, yaitu dari laporan keuangan BNI Syariah yang dipublikasikan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Data Statistik Perbankan Syariah (SPS) Indonesia, dan olah data sekunder BNI Syariah Kantor Cabang Medan Adam Malik . Selain dokumentasi, penulis juga menggunakan tekhnik wawancara dalam mengumpulkan data yang dibutuhkan yang berkaitan dengan risiko pembiayaan murabahah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, risiko yang sering terjadi pada BNI Syariah Kantor Cabang Medan Adam Malik dari pembiayaan dengan akad murabahah adalah risiko wanprestasi atau pembiayaan bermasalah, yang diukur berdasarkan tingkat Non Performing Financing (NPF). Terjadinya risiko wanprestasi dalam pembiayaan murabahah di BNI Syariah Kantor Cabang Medan Adam Malik disebabkan oleh faktor eksternal yaitu disebabkan unsur ketidaksengajaan, dimana nasabah tidak mampu membayar angsurannya kepada pihak bank dikarenakan usahanya yang merosot sehingga pendapatannya menjadi turun. Usaha penyelesaian terhadap pembiayaan bermasalah yang dilakukan bank secara tepat melalui kebijakan 3R (Rescheduling, Reconditioning, dan Restructuring), sehingga pendapatan yang diperoleh bank dari pembiayaan dengan akad murabahah terus mengalami peningkatan setiap tahunnya kecuali di tahun 2016 yang tejadi penurunan.
