Abstract:
Dalam budaya Indonesia, peran ibu sangat signifikan, baik dalam pengasuhan fisik
maupun dalam membentuk stabilitas emosional dan spiritual keluarga. Peran
sentral seorang ibu tidak hanya terbatas dalam ranah domestik dan sosial, namun
juga sering direfleksikan dalam dunia seni, khususnya film. Film merupakan salah
satu bentuk seni dan media komunikasi yang menggabungkan gambar bergerak,
suara, dan cerita untuk menyampaikan pesan atau emosi kepada penonton.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis representasi sosok ibu dalam film Bila
Esok Ibu Tiada karya Rudi Soedjarwo dan film Rumah Masa Depan karya Danial
Rifki. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif lalu dianalisis
menggunakan semiotika Charles Sanders Peirce yang memfokuskan pada tiga
elemen utama, yaitu tanda, objek, serta interpretant. Teknik pengumpulan data
dilakukan melalui observasi dengan menonton dan mengamati film secara
mendalam, serta dokumentasi berupa potongan gambar, dialog, dan adegan yang
mengandung nilai-nilai keibuan yang muncul dalam kedua film. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kedua film menghadirkan figur ibu dalam konteks yang
berbeda, namun sama-sama menyoroti peran dan perjuangan ibu dalam dinamika
kehidupan keluarga. Film Bila Esok Ibu Tiada menggambarkan ibu sebagai penjaga
nilai keluarga, figur emosional dan penunjuk arah hidup bagi anak-anaknya.
Sementara itu, Rumah Masa Depan menampilkan sosok ibu yang mandiri,
demokratis, dan memiliki kemampuan manajemen keluarga yang baik. Penelitian
ini diharapkan dapat memberikan wawasan lebih lanjut mengenai peran film
sebagai cerminan figur ibu sebagai pusat keluarga, yang tidak hanya
menggambarkan nilai-nilai keibuan tradisional, tetapi juga mencerminkan
dinamika perempuan dalam konteks sosial dan budaya yang terus berkembang.