Abstract:
Penelitian ini menganalisis makna victim blaming melalui penggunaan
bahasa isyarat dalam pertunjukan Balada Sumarah yang ditayangkan di kanal
YouTube Writing Production. Balada Sumarah mengangkat kisah seorang
perempuan yang mengalami diskriminasi dan kekerasan sepanjang hidupnya,
mulai dari stigma sosial akibat tuduhan terhadap ayahnya, hingga pelecehan dan
kekerasan saat bekerja sebagai TKW. Keunikan pertunjukan ini terletak pada
kreativitas penggarap yang mengintegrasikan bahasa isyarat sebagai bentuk
ekspresi dalam pementasan, meskipun tokohnya bukan tunarungu. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis isi untuk memahami
bagaimana bahasa isyarat digunakan sebagai alat komunikasi nonverbal dalam
menyampaikan pesan ketidakadilan dan victim blaming. Data dikumpulkan
melalui observasi pertunjukan, wawancara dengan sutradara, aktor, dan penonton,
serta studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan bahasa
isyarat dalam teater monolog ini memperkuat ekspresi emosional dan
memperdalam makna yang ingin disampaikan. Selain itu, audiens merespons
bahasa isyarat sebagai bentuk komunikasi yang memperkaya pengalaman
menonton dan meningkatkan kesadaran akan isu ketidakadilan terhadap
perempuan. Penelitian ini berkontribusi dalam kajian komunikasi, khususnya
dalam pemanfaatan komunikasi nonverbal dalam seni pertunjukan. Temuan ini
juga dapat menjadi referensi bagi pembuat teater dalam mengembangkan teknik
penyampaian pesan melalui bahasa tubuh dan isyarat sebagai medium ekspresi
artistik.