| dc.description.abstract |
Penelitian ini bertujuan menganalisis pemanfaatan media sosial oleh penyandang
disabilitas tunanetra dalam menjalani interaksi harian di DPD Pertuni Sumatera Utara.
Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan teknik wawancara, observasi,
dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media sosial seperti WhatsApp,
Facebook, dan YouTube menjadi sarana penting bagi penyandang tunanetra untuk
berkomunikasi, memperoleh informasi, dan memperkuat jaringan sosial. Fitur
aksesibilitas, seperti screen reader dan voice note, membantu mereka tetap aktif di ruang
digital. Pemanfaatan media sosial juga sejalan dengan teori Uses and Gratifications, di
mana anggota menggunakannya untuk memenuhi kebutuhan komunikasi, hiburan,
identitas diri, dan solidaritas komunitas. Selain itu, Pertuni berperan penting dalam
mendukung literasi digital melalui pelatihan dan pendampingan, sehingga media sosial
tidak hanya menjadi alat komunikasi personal, tetapi juga instrumen kolektif untuk
pemberdayaan dan penguatan organisasi. Dengan demikian, media sosial terbukti
berkontribusi dalam menciptakan ruang digital yang lebih inklusif bagi penyandang
disabilitas tunanetra. |
en_US |