Abstract:
Pencurian kelapa sawit merupakan salah satu masalah serius yang menimbulkan
kerugian bagi perusahaan perkebunan, termasuk PT Socfindo Bangunan Bandar
Dolok Masihul. Untuk mengatasi hal ini, perusahaan menerapkan strategi
komunikasi krisis yang cepat dan terkoordinasi agar setiap informasi terkait
aktivitas mencurigakan dapat segera diterima dan ditindaklanjuti. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis strategi komunikasi krisis PT Socfindo dalam
menangani pencurian kelapa sawit, khususnya melalui identifikasi komunikator,
pesan, media, komunikan, dan efek. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk
mengevaluasi efektivitas strategi komunikasi tersebut dan memberikan
rekomendasi untuk meningkatkan koordinasi serta pencegahan pencurian.
Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan teknik
pengumpulan data melalui wawancara mendalam kepada informan kunci, yaitu
mandor, pengawas, dan pekerja kebun. Analisis dilakukan dengan mengacu pada
model komunikasi Lasswell, yang mencakup unsur Who (komunikator), Says
What (pesan), In Which Channel (media), To Whom (komunikan), dan With
What Effect (efek). Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi komunikasi
krisis di PT Socfindo dijalankan secara terstruktur dan berlapis. Komunikator
meliputi mandor, pengawas, dan pekerja kebun yang menyampaikan laporan
mengenai aktivitas mencurigakan. Pesan berisi informasi tentang lokasi, waktu,
pihak yang terlibat, dan tindakan awal. Media yang digunakan adalah tatap muka
langsung dan WhatsApp sebagai saluran tambahan. Komunikan meliputi mandor,
pengawas, kepala kebun, serta pekerja lain yang menindaklanjuti informasi. Efek
dari strategi ini adalah terciptanya respons cepat, koordinasi efektif, serta
pencegahan dan penanganan pencurian yang tepat, sehingga keamanan kebun dan
aset perusahaan lebih terjaga.