Abstract:
Penelitian ini membahas tentang peran Rumah Yatim Pemuda Hijrah di Desa Tuntungan
sebagai wadah pembinaan karakter dan pengembangan perilaku religius anak-anak yatim.
Rumah yatim ini didirikan oleh tiga pemuda—Dino Sanjaya, Ramadhani, dan Deri
Irfandi—yang memiliki latar belakang sebagai anak yatim dan pernah mengalami masa
lalu yang kelam. Dengan semangat hijrah, mereka berupaya menciptakan lingkungan
yang penuh kasih dan religius bagi anak-anak yang kehilangan orang tua. Penelitian
menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui
observasi, dokumentasi, dan wawancara. Berdasarkan teori psikososial Erik Erikson dan
teori pembelajaran sosial Bandura, rumah yatim ini tidak hanya menyediakan tempat
tinggal, tetapi juga membina nilai-nilai religius, kedisiplinan, akhlak mulia, serta
keterampilan komunikasi anak. Strategi pendekatan personal oleh para pengurus menjadi
keunggulan utama dalam mendampingi proses perkembangan anak secara emosional dan
spiritual. Hasil penelitian menunjukkan adanya perubahan signifikan dalam perilaku
anak-anak, antara lain meningkatnya disiplin beribadah, sopan santun, tanggung jawab,
dan kenyamanan tinggal di lingkungan rumah yatim. Meski menghadapi tantangan dari
pengaruh lingkungan luar, pengurus mengedepankan pendekatan humanistik dalam
menyelesaikan masalah. Rumah Yatim Pemuda Hijrah menargetkan pembinaan hingga
jenjang SMA, dengan harapan mencetak generasi yang religius, mandiri, dan memiliki
kepedulian sosial tinggi.