Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis representasi dampak perundungan
(bullying) dalam dua film pendek YouTube, yaitu “Say No To Bullying” karya
Margius ID dan ―Rapuh‖ karya Smansabit Production. Kedua film tersebut dipilih
karena sama-sama mengangkat isu perundungan di lingkungan sekolah yang
berdampak pada kondisi psikologis dan sosial korban. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif dengan metode analisis semiotika Charles Sanders Peirce,
yang melihat tanda melalui relasi representamen, object, dan interpretant. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa film “Say No To Bullying” merepresentasikan
tokoh Nisa yang mengalami tekanan psikologis berupa kesedihan, rendah diri, dan
keterasingan, serta dampak sosial berupa penolakan dan kegagalan mendapatkan
dukungan baik di dunia nyata maupun media sosial. Sementara film ―Rapuh‖
menggambarkan tokoh Mili yang mengalami trauma, ketidakberdayaan, dan
kehilangan semangat hidup, dengan dampak sosial berupa keterasingan dan
terputusnya relasi dengan lingkungan. Kedua film memperlihatkan bahwa
perundungan membawa dampak kompleks yang saling berkaitan antara aspek
psikologis dan sosial. Bullying tidak hanya melukai mental korban melalui rasa
takut, minder, dan trauma, tetapi juga menghambat fungsi sosial berupa
keterasingan, pengucilan, dan hilangnya dukungan dari lingkungan sekitar.
Dengan demikian, penelitian ini menegaskan pentingnya pencegahan bullying di
sekolah agar peserta didik dapat tumbuh dalam kondisi yang sehat secara mental
maupun sosial.