| dc.description.abstract |
Pernikahan tanpa resepsi merupakan fenomena yang mulai berkembang di kalangan
masyarakat, khususnya generasi muda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
bagaimana persepsi remaja Kota Tebing Tinggi mengenai tren pernikahan tanpa
resepsi, baik dari segi pemahaman, penilaian, maupun sikap yang
ditunjukkan.Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan teknik
pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi.
Analisis data dilakukan dengan mengacu pada teori persepsi yang mencakup
tahapan selection, organization, dan interpretation, serta teori Stimulus Organism
Response (SOR). Informan penelitian adalah remaja di Kota Tebing Tinggi. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa remaja memahami pernikahan tanpa resepsi sebagai
pernikahan yang hanya melaksanakan akad tanpa pesta besar. Mereka menilai
pernikahan tersebut sah secara agama dan hukum, tetapi masih sering dianggap
kurang layak oleh masyarakat karena resepsi telah menjadi tradisi. Pengetahuan
mengenai fenomena ini sebagian besar diperoleh dari media sosial, keluarga, dan
teman sebaya. Sebagian besar remaja mendukung pernikahan tanpa resepsi karena
dianggap lebih sederhana dan realistis, bahkan menyatakan akan memilihnya di
masa depan. Namun, faktor gengsi sosial masih menjadi kendala utama dalam
penerimaan masyarakat. |
en_US |