Abstract:
Media sosial telah menjadi sarana utama bagi siswa untuk berinteraksi,
mengekspresikan diri, dan membangun citra positif. Instagram sebagai platform
visual memberi ruang bagi siswa untuk menampilkan prestasi akademik, kegiatan
ekstrakurikuler, maupun gaya hidup yang mendukung identitas digital mereka.
Namun, tidak jarang siswa belum menyadari bahwa setiap unggahan merupakan
bagian dari jejak digital yang memengaruhi penilaian publik terhadap diri mereka.
Melalui teori dramaturgi, dapat dipahami bahwa siswa berperan sebagai aktor yang
menampilkan citra ideal di front stage Instagram, sementara sisi personal mereka
tersembunyi di back stage. Oleh karena itu, penelitian ini penting dilakukan untuk
menggali bagaimana siswa SMA Muhammadiyah 9 Kualuh Hulu mengelola kesan
dan membentuk citra Islam modern melalui media sosial. Penelitian ini
menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Data diperoleh
melalui wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi terhadap tiga siswa
berprestasi yang aktif menggunakan Instagram.Hasil penelitian menunjukkan
bahwa siswa memanfaatkan Instagram sebagai media untuk menampilkan sisi
positif diri, baik dalam bentuk prestasi akademik, kegiatan ekstrakurikuler, maupun
aktivitas keagamaan. Dalam perspektif teori dramaturgi Erving Goffman,
Instagram menjadi front stage di mana siswa berusaha menampilkan citra diri ideal,
sementara aspek-aspek pribadi atau masalah personal disembunyikan dalam back
stage. Strategi yang dominan digunakan adalah seleksi konten (memilih foto, caption, atau aktivitas yang pantas), pengelolaan komentar, serta penghapusan/penyuntingan unggahan yang tidak sesuai dengan citra diri yang ingin ditampilkan.