Abstract:
Dalam era digital, media sosial, website resmi, dan konten multimedia menjadi
alat strategis dalam mendukung proses branding secara lebih interaktif, cepat, dan
luas jangkauannya. Sekolah inklusi adalah sekolah yang memberikan layanan
pendidikan kepada semua peserta didik tanpa diskriminasi, termasuk anak
berkebutuhan khusus. Dalam konteks ini, media digital berperan penting untuk
menyampaikan pesan-pesan inklusivitas dan menunjukkan praktik nyata
pendidikan inklusi kepada publik secara transparan dan inspiratif. Sebagai sekolah
yang berkomitmen menyelenggarakan pendidikan inklusi, SDAIT An-Naas perlu
membangun branding yang kuat untuk memperkuat citra sebagai sekolah inklusi
yang berkualitas dan dapat dipercaya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui pemanfaatan media digital dalam membangun branding sekolah
inklusi dengan menggunakan teori personal branding dari Peter Montoya di
SDAIT An-Naas. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode kualitatif
deskriptif, dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Narasumber penelitian ini berjumlah 3 orang yang terdiri dari 1
kepala sekolah dan 2 tim humas dan perencanaan. Teknik analisi data dalam
kajian ini melalui reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil
penelitian ini adalah sekolah berhasil memanfaatkan media digital sebagai sarana untuk
menampilkan ciri khas sekaligus membangun citra yang berbeda dengan sekolah lainnya.
Hal ini menunjukkan bahwa strategi branding yang dilakukan SDAIT An-Naas sesuai
dengan konsep Personal Branding Peter Montoya.