dc.description.abstract |
Pemanasan global akibat polusi bahan bakar fosil dan dampaknya terhadap
lingkungan telah menjadi perhatian global yang utama. Biodiesel telah dikenal
sebagai bahan bakar alternatif tetapi juga menimbulkan kontroversi terkait dengan
peningkatan sisa bahan bakar, peningkatan keasaman, oksidasi, dan korosi.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengamati perilaku korosi baja yang
direndam dalam campuran bahan bakar biodiesel-diesel minyak goreng sisa dan
minyak biji mimba (WCONO) hingga 768 jam pada suhu kamar. Studi ini
menemukan bahwa penambahan biodiesel ke dalam bahan bakar diesel
mempercepat laju korosi dan nilai asam semakin tinggi yang mengakibatkan
serangan korosi berupa lubang-lubang bulat pada permukaan logam. Laju korosi
baja seluruh campuran bahan bakar (B0, B10, B20, B30, B40, dan B100) lebih
tinggi pada perendaman 336 jam yaitu 0,0026 mpy, 0,0013 mpy, 0,024 mpy,
0,026 mpy, 0,0272 mpy dan 0,03 mpy. Laju korosi pada waktu 768 jam
mengalami penurunan masing-masing menjadi 0,0124 mpy, 0,018 mpy, 0,025
mpy untuk B20, B30, dan B40. Penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi
konsentrasi biodiesel dalam campuran (B20, B30, dan B40), semakin rendah laju
korosi yang diamati seiring dengan peningkatan waktu perendaman. Namun,
campuran B10 menunjukkan laju korosi yang hampir sama dengan bahan bakar
solar, bahkan lebih baik pada perendaman yang lebih lama. Nilai asam yang
diamati menunjukkan peningkatan pada hampir seluruh bahan bakar yang
menunjukkan kupon logam (baja) telah mengalami proses oksidasi, yang pada
akhirnya meningkatkan konsentrasi asam dalam campuran bahan bakar. Penelitian
lebih lanjut pentingnya menguji kompatibilitas material logam dengan campuran
biodiesel-diesel dalam mesin dan saluran bahan bakar. Investigasi lebih lanjut
dalam bidang ini sangat penting karena keterbatasan penelitian mengenai efek
korosif dari campuran biodiesel ini. |
en_US |