dc.description.abstract |
Bawang merah merupakan salah satu komoditas hortikultura penting di Indonesia,
khususnya di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, yang menjadi salah satu sentra
produksi terbesar. Permasalahan utama pascapanen bawang merah adalah proses
pengeringan yang masih dilakukan secara tradisional dengan memanfaatkan sinar
matahari langsung di area terbuka. Metode ini membutuhkan waktu 5–7 hari dan
rentan terhadap serangan hama sehingga menurunkan kualitas hasil panen. Untuk
mengatasi hal tersebut, penelitian ini merancang dan menerapkan teknologi Internet
of Things (IoT) berbasis kolektor surya pada lemari pintar penyimpan bawang
merah pascapanen. Sistem dilengkapi sensor suhu dan kelembaban (DHT11),
mikrokontroler, serta platform monitoring real-time (Blynk) yang memungkinkan
petani memantau kondisi ruang pengering melalui smartphone. Kolektor surya
dimanfaatkan untuk menyediakan panas tambahan sehingga mendukung efisiensi
energi. Hasil pengujian menunjukkan bahwa alat mampu mempersingkat waktu
pengeringan 100 kg bawang merah dari 5–7 hari menjadi 3 hari. Selama pengujian,
suhu ruang pengering berada pada rentang 31°C–42°C dengan suhu optimal sekitar
39,1°C pada siang hari. Pengeringan lebih cepat dan terkendali membuat bawang
merah terlindung dari hama serta meningkatkan kualitas hasil panen. Dengan
demikian, penerapan IoT dan kolektor surya pada sistem pengering terbukti mampu
meningkatkan efektivitas pascapanen bawang merah sekaligus memberikan solusi
hemat energi dan ramah lingkungan bagi petani. |
en_US |