Abstract:
Minyak atsiri juga dikenal dengan sebutan minyak eteris (essential oil atau
volatile). Dalam penelitian ini, dilakukan analisis komposisi minyak atsiri yang
diperoleh dari kulit jeruk manis, kulit jeruk purut, dan kulit jeruk bali menggunakan
proses destilasi. Tujuan dari penelitian ini antara lain adalah untuk mengetahui
komponen-komponen pada minyak atsiri dari kulit jeruk, mengetahui perbedaan
dari setiap karakteristik minyak atsiri yang dihasilkan dan menentukan jenis kulit
jeruk yang memiliki kandungan minyak atsiri dengan karakteristik paling
baik/optimal. Penelitian dilakukan di Laboratorium Prestasi Mesin Program Studi
Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Hasil
dari penelitian ini adalah rendemen tertinggi pada minyak atsiri kulit jeruk purut
yaitu 1,04 %, kadar air tertinggi terkandung pada minyak atsiri kulit jeruk manis
yaitu sebesar 12,7 %, kandungan kadar kadar dari ketiga minyak atsiri dikatakan
cukup tinggi. Derajat keasaman (pH) pada minyak atsiri dari ketiga kulit jeruk tidak
terdapat perbedaan yang signifikan dimana, derajat keasaman yang terdapat pada
rentang 4 - 4,6 %, dengan nilai pH tersebut minyak atsiri dari kulit jeruk termasuk
kedalam kelompok asam dimana memiliki pH < 7. Minyak atsiri kulit jeruk purut
memiliki ketahanan aroma paling maksimal dimana dapat bertahan selama 35
menit, penggunaan minyak atsiri sebagai bahan aroma alami lebih maksimal
menggunakan bahan minyak atsiri dari kulit jeruk purut dan kulit jeruk manis.
Minyak atsiri kulit jeruk manis memiliki warna paling dominan dengan kuning
muda, minyak atsiri kulit jeruk purut dan minyak atsiri kulit jeruk bali memiliki
warna yang cenderung sama dengan karakter warna bening dan sedikit kekuningan.