Abstract:
Pendahuluan: Epilepsi merupakan gangguan neurologis yang ditandai oleh
kejang berulang akibat aktivitas listrik abnormal di otak. Penyakit ini dapat
dialami oleh siapa saja, tanpa memandang usia, jenis kelamin, ras, maupun latar
belakang sosial ekonomi. Berdasarkan data dari World Health Organization
(WHO), jumlah penderita epilepsi di seluruh dunia diperkirakan mencapai 50 juta
orang. Di Indonesia, epilepsi masih sering disalahpahami dan dikaitkan dengan
hal-hal negatif, seperti kutukan atau gangguan jiwa, sehingga banyak penderita
tidak mendapat penanganan yang tepat. Kurangnya pemahaman masyarakat,
khususnya orang tua, terhadap epilepsi dan cara penanganan pertolongan pertama
saat kejang menjadi salah satu faktor yang memengaruhi kualitas hidup pasien.
Tujuan: untuk menganalisis hubungan antara tingkat pengetahuan masyarakat
terhadap epilepsi dengan sikap awal pertolongan pertama pada epilepsi didaerah
Kelurahan Martubung Kecamatan Medan Labuhan. Metode: Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan kuantitatif,
subjek penelitian direkrut secara bertahap hingga jumlah sampel yang ditentukan
dalam perhitungan terpenuhi. Hasil Penelitian: Hasil menunjukkan bahwa dari 91
responden, sebagian besar (63,7%) memiliki tingkat pengetahuan sedang
mengenai epilepsi, sementara 56% responden memiliki sikap pertolongan pertama
yang juga tergolong sedang. Sebanyak 58,3% responden dengan pengetahuan
rendah menunjukkan sikap pertolongan yang kurang. Sebaliknya, 77,8%
responden dengan pengetahuan baik memiliki sikap pertolongan yang lebih
positif. Kesimpulan: Terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan masyarakat
dengan sikap awal dalam memberikan pertolongan pertama pada penderita
epilepsi di Kelurahan Martubung, Kecamatan Medan Labuhan. Mayoritas
responden memiliki tingkat pengetahuan dan sikap pertolongan yang tergolong
sedang.