Abstract:
Pendahuluan : Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit
paru kronis yang ditandai dengan hambatan aliran udara yang tidak sepenuhnya
reversibel. PPOK sering disebabkan oleh paparan jangka panjang terhadap asap
rokok dan polusi udara.Menurut WHO,PPOK adalah penyebab kematian ketiga di
dunia, dengan 3,23 juta kematian pada 2019. OSA adalah serangan kolaps
saluran napas bagian atas,apnea atau hipopnea,bersamaan adanya kesadaran
dari tidur serta saturasi oksigen menurun sehingga mengakibatkan tidur yang
terfregmentasi. Prevalensi OSA pada PPOK adalah 50% dan meningkat seiring
dengan tingkat keparahan penyakit (P < 0,001).Metode : Jenis Penelitian ini
merupakan Analitis korelatif, dengan desain Cross Sectional dimana data variable
dependen independen diambil pada waktu bersamaan.Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis hubungan PPOK dengan Nilai FEV 1 Terhadap Obstruktif
Sleep Apnoe menggunakan kuesioner STOP-BANG.Teknik pengambilan sampel
menggunakan teknik consecutive sampling.Sampel yang diperoleleh dari Pasien
PPOK di Poli paru Rumah Sakit Putri Hijau Medan dengan jumlah total 30
Sample. Hasil : Berdasarkan hasil uji korelasi Spearman, diperoleh nilai koefisien
korelasi (rho) sebesar 0,758 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Nilai
koefisien menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang kuat dan positif antara
tingkat keparahan PPOK dengan risiko OSA.Selain itu, nilai signifikansi( p <
0,01) menunjukkan bahwa hubungan tersebut sangat signifikan secara statistik
srhingga erdapat hubungan yang bermakna antara PPOK terhadap risiko OSA.
Hasil uji Spearman menunjukkan terdapat hubungan yang positif dan signifikan
antara IMT dan risiko OSA, dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,524 dan
nilai signifikansi (p) = 0,003. ini tergolong dalam kategori korelasi sedang.uji
Spearman yang menunjukkan nilai p < 0,05.Nilai koefisien korelasi sebesar 0,758
menunjukkan terdapat hubungan yang kuat dan positif antara tingkat keparahan
PPOK terhadap risiko OSA hubungan positif ini mengindikasikan bahwa semakin
berat derajat PPOK yang dialami responden,berat badan dan lingkar leher maka
semakin tinggi pula risiko terjadinya OSA.