dc.description.abstract |
Cokelat susu kerap diasosiasikan dengan peningkatan suasana hati, namun
beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi berlebihan justru dapat
meningkatkan kecemasan karena kandungan kafein dan gula. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan antara asupan cokelat susu dengan tingkat
kecemasan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Sumatera Utara (UMSU) angkatan 2021. Penelitian ini menggunakan desain
analitik observasional dengan pendekatan cross sectional, dan pengumpulan data
dilakukan menggunakan kuesioner Food Frequency Questionnaire (FFQ) dan
skala kecemasan Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS). Sebanyak 73
responden dipilih menggunakan teknik consecutive sampling dengan kriteria
inklusi dan eksklusi tertentu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas
responden adalah perempuan (63%), berusia 21 tahun (63%), dan memiliki status
gizi normal (42,5%), namun proporsi obesitas juga cukup tinggi yaitu 38,3%.
Sebagian besar responden tidak mengonsumsi cokelat susu secara rutin (67,12%),
sementara 32,88% lainnya mengonsumsi. Dalam hal kecemasan, 95,9%
responden tidak mengalami kecemasan. Meskipun demikian, terdapat korelasi
positif yang signifikan antara frekuensi konsumsi cokelat susu dengan tingkat
kecemasan (p = 0,000), menunjukkan bahwa semakin sering seseorang
mengonsumsi cokelat susu, maka semakin tinggi tingkat kecemasan yang
dirasakan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat hubungan signifikan
antara konsumsi cokelat susu dan kecemasan, sehingga disarankan untuk
mengatur konsumsi cokelat susu terutama pada individu dengan kecenderungan
gangguan kecemasan. |
en_US |