Abstract:
Latar Belakang: Paparan kebisingan di lingkungan kerja merupakan salah satu
faktor risiko utama terjadinya gangguan pendengaran, terutama pada pekerja
bengkel mobil yang setiap harinya terpapar suara mesin dengan intensitas tinggi.
Gangguan pendengaran akibat bising bersifat permanen dan progresif, sering kali
terja tanpa disadari oleh penderitanya.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara tingkat kebisingan dengan kejadian gangguan
pendengaran pada pekerja Bengkel Mobil Darussalam Medan Sunggal serta
faktor-faktor lain yang mempengaruhinya, seperti usia, masa kerja, lama paparan,
dan penggunaan alat pelindung telinga. Metode: Penelitian ini merupakan studi
observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional yang dilakukan pada
bulan April–Mei 2025. Sampel terdiri dari 30 pekerja bengkel yang dipilih dengan
metode total sampling. Data dikumpulkan melalui anamnesis, pemeriksaan
otoskop, uji penala (Rinne, Weber, Schwabach), serta audiometri nada murni.
Analisis data menggunakan uji Spearman dengan nilai signifikansi p<0,05. Hasil:
Ditemukan hubungan signifikan antara kebisingan dengan gangguan pendengaran
(p<0,031; r=0,395). Selain itu, terdapat hubungan yang signifikan antara umur
(p<0,002; r=0,537), masa kerja (p<0,007; r=0,480), lama paparan (p<0,002;
r=0,533), dan penggunaan alat pelindung telinga (p<0,002; r=0,533) dengan
gangguan pendengaran. Kesimpulan: Kebisingan di tempat kerja memiliki
hubungan yang signifikan terhadap gangguan pendengaran pada pekerja bengkel
mobil. Faktor usia, masa kerja, durasi paparan, dan penggunaan alat pelindung
telinga juga berperan penting. Upaya promotif dan preventif perlu ditingkatkan
untuk melindungi kesehatan para pekerja.