dc.description.abstract |
Pendahuluan: Shift kerja merupakan sistem kerja yang banyak diterapkan pada
berbagai sektor pekerjaan guna meningkatkan produktivitas. Namun, penerapan
sistem ini dapat berdampak negatif pada kesehatan pekerja, terutama dalam hal
tekanan darah. Berdasarkan data dari Kelurahan Tegal Sari Mandala II, Kota
Medan, ditemukan adanya peningkatan prevalensi hipertensi pada pekerja yang
menjalani shift kerja dibandingkan dengan pekerja yang memiliki jam kerja tetap.
Hipertensi pada pekerja shift dapat disebabkan oleh gangguan ritme sirkadian,
peningkatan kadar kortisol, pola tidur tidak teratur, serta tingkat stres yang lebih
tinggi. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh shift kerja
terhadap tekanan darah pada karyawan di Kelurahan Tegal Sari Mandala II.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain analitik dengan metode cross sectional. Sampel terdiri dari 100 karyawan yang dipilih secara acak. Data
dikumpulkan melalui pengukuran tekanan darah menggunakan
sphygnomanometer digital. Analisis data dilakukan menggunakan uji Chi-Square
dengan metode univariat dan bivariat untuk mengukur hubungan antara shift kerja
dan hipertensi. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan signifikan
antara shift kerja dan kejadian hipertensi (p=0,001). Pekerja shift lebih rentan
mengalami hipertensi dibandingkan pekerja non-shift, dengan prevalensi
hipertensi grade 2 sebesar 14 karyawan pada kelompok shift. Kesimpulan:
Pekerja shift memiliki risiko hipertensi yang lebih tinggi dibandingkan pekerja
non-shift. Oleh karena itu, diperlukan intervensi kesehatan kerja yang terstruktur,
pengaturan pola tidur yang baik, serta edukasi mengenai manajemen stres guna
menurunkan risiko hipertensi pada pekerja shift. |
en_US |