Abstract:
Pendahuluan: Libido rendah merupakan salah satu bentuk disfungsi
seksual yang paling umum dialami oleh pria dewasa, dengan prevalensi yang
cukup tinggi di berbagai negara, termasuk Indonesia. Seiring dengan
meningkatnya minat masyarakat terhadap terapi herbal, daun Sauropus
androgynus (L.) Merr) yang diketahui kaya akan senyawa bioaktif seperti saponin,
alkaloid, dan flavonoid memiliki potensi sebagai agen afrodisiak. Metode:
Penelitian ini menggunakan desain eksperimental murni dengan pendekatan post test with control group, yang dibagi menjadi tiga kelompok: kelompok kontrol
negatif yang aquabidest+pakan standar, kelompok I yang diberikan dosis 100
mg/kgBB, dan kelompok II yang diberikan dosis 200 mg/kgBB. Hasil: Hasil
pengujian terhadap kedua parameter dengan nilai signifikansi sebesar 0,310 untuk
parameter introduction dan 0,368 untuk parameter climbing, yang
mengindikasikan tidak terdapat perbedaan yang signifikan secara statistik antara
ketiga kelompok. Diskusi: Hasil tidak menunjukkan signifikansi secara statistik
dapat dikarenakan beberapa faktor yang mungkin memengaruhi hasil penelitian
ini antara lain: tidak dilakukan penyaringan estrus pada tikus betina, pencahayaan
kandang yang berlebihan, serta proses pengeringan daun Sauropus yang kurang
optimal sehingga dapat menurunkan kadar senyawa bioaktif. Penelitian
sebelumnya yang menunjukkan efek signifikan umumnya menggunakan durasi
pemberian yang lebih lama, variasi dosis yang lebih luas, serta memastikan
kesiapan hormonal tikus betina. Kesimpulan: Pemberian ekstrak daun Sauropus
selama 7 hari tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan
libido tikus jantan putih.