Abstract:
Latar Belakang: Stres merupakan kondisi yang dapat dialami semua kalangan
dan tidak selalu dipicu oleh peristiwa negatif. Dalam konteks ibadah haji, stres
dapat diperparah oleh faktor fisik dan lingkungan seperti cuaca panas, kelelahan,
dan perubahan budaya. Data menunjukkan bahwa sebagian besar jemaah haji
Indonesia 2015–2017 tergolong berisiko tinggi. Oleh karena itu, pemerintah
melalui Kementerian Kesehatan menyelenggarakan program Istithaah Kesehatan
Haji, meliputi pemeriksaan dan pembinaan kesehatan secara bertahap. Program ini
bertujuan memastikan jemaah memiliki kesiapan jasmani dan rohani yang cukup
agar mampu menjalankan ibadah secara optimal dan mengurangi risiko kesehatan
selama di tanah suci. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
hubungan antara frekuensi penyuluhan kesehatan haji dengan tingkat stress
jamaah haji labuhan batu utara tahun 2024. Metode: Penelitian ini menggunakan
desain deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Hasil: Penelitian ini
melibatkan 148 jamaah haji dengan frekuensi penyuluhan kesehatan haji rata-rata
sebanyak empat kali (44,6%) dan mayoritas jamaah mengalami stres pada tingkat
rendah (84,5%). Hasil uji spearman yang ditemukan pada penelitian menunjukkan
nilai signifikansi (p) >0,05 atau p = 0,989; r = 0,001, yang berarti tidak terdapat
hubungan antara frekuensi penyuluhan kesehatan haji dengan tingkat stress
jamaah haji. Kesimpulan: penelitian ini menunjukkan bahwa frekuensi
penyuluhan kesehatan haji tahun 2024 tidak mempengaruhi tingkat stres jamaah
haji.