Abstract:
Pendahuluan: Tahnik kurma adalah praktik keagamaan untuk kelahiran bayi
dalam tradisi Islam yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW dan tergolong
sebagai sunnah. Tahnik kurma memiliki banyak manfaat bagi kesehatan bayi dan
memiliki nilai-nilai moral yang baik bagi kehidupan bayi. Namun, saat ini
praktik Tahnik kurma mulai ditinggalkan, salah satunya karena anjuran WHO
mengenai program ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan bayi.
Keberhasilan praktik Tahnik kurma memerlukan dukungan dari tenaga kesehatan.
Edukasi kesehatan mengenai praktik Tahnik kurma merupakan salah satu bentuk
dari dukungan tenaga kesehatan terhadap praktik Tahnik kurma. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengetahuan dan sikap tenaga kesehatan terhadap
praktik Tahnik kurma yang menjadi kunci dalam penerapan edukasi praktik
Tahnik kurma. Metode: Studi ini menggunakan desain cross-sectional dengan
pendekatan analitik pada 74 sampel perawat dan bidan di Rumah Sakit Haji
Medan yang dipilih menggunakan teknik Cluster Random Sampling. Data
dikumpulkan melalui kuesioner dan dianalisis menggunakan uji Spearman pada
perangkat SPSS. Hasil: Mayoritas tenaga kesehatan memiliki tingkat
pengetahuan baik (60.8%) dan sikap positif (66.3%) terhadap praktik Tahnik
kurma. Edukasi praktik Tahnik kurma dilakukan oleh 35.1% tenaga kesehatan.
Analisis hubungan menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara
pengetahuan (p: 0,155) dan sikap (p: 0,078) tenaga kesehatan terhadap edukasi
praktik Tahnik kurma. Kesimpulan: Penelitian ini menunjukkan bahwa
pengetahuan yang baik dan sikap yang positif terhadap praktik Tahnik kurma
tidak mendukung tenaga kesehatan melakukan edukasi praktik Tahnik kurma
dikarenakan pengaruh lain dari faktor eksternal.