Abstract:
Kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12% pada tahun 2025
menimbulkan berbagai reaksi di tengah masyarakat. Kompas.com, sebagai media
massa berperan untuk membingkai wacana terkait kebijakan kenaikan PPN ini.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana Kompas.com membingkai
pemberitaan kenaikan PPN 12% menggunakan pendekatan analisis wacana kritis
model Norman Fairclough, yang mencakup dimensi linguistik, praktik diskursif,
dan praktik sosial. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, dengan
data tiga berita Kompas.com edisi Desember 2024. Analisis menunjukkan bahwa
pemberitaan lebih menyoroti dampak negatif kenaikan PPN, didukung dengan
menampilkan narasumber dari tokoh masyarakat, akademisi, dan pengusaha yang
menolak kebijakan ini. Dari segi teks, ditemukan penggunaan diksi membingkai
kebijakan PPN sebagai beban bagi masyarakat. Pada praktik diskursif, distribusi
berita di platform digital memungkinkan opini publik berkembang melalui
komentar. Dari aspek praktik sosial, pemberitaan berfungsi sebagai arena negosiasi
kepentingan berbagai pihak. Kesimpulannya, pemberitaan di Kompas,com lebih
menonjolkan kritik pada kenaikan PPN 12%, yang dapat mempengaruhi persepsi
publik pada kebijakan tersebut. Penelitian ini menegaskan bahwa media tidak hanya
menyampaikan informasi, namun juga membentuk opini publik melalui strategi
wacana tertentu.