Abstract:
Dalam konteks sosiokultural, terdapat diversitas individu dan kelompok
berdasarkan nilai-nilai yang dianut, faktor budaya, perasaan dan pola berpikir
yang berbeda tergantung seperti apa kebutuhan dan tujuan mereka. diversitas ini
akan menciptakan suatu fenomena sosial yang acap kali bersimpangan dengan
nilai-nilai sosial yang dianut masyarakat. Transpuan merupakan individu yang
terlahir sebagai laki-laki, namun mengidentifikasikan diri sebagai perempuan
dengan merubah fisik maupun perilakunya. Sebagai kelompok yang
termarjinalkan, mereka menggeluti dunia prostitusi online sebagai pekerja seks
komersial untuk mempertahankan perekonomian diri. Penelitian ini
diselenggarakan untuk mengetahui pola-pola komunikasi yang terjadi antara PSK
transpuan dengan peminat jasa prostitusi serta menganalisisnya berdasarkan
perspektif teori sosial. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan
teknik pengumpulan data wawancara dan studi pustaka yang kemudian direduksi
serta disimpulkan. Hasil penelitian menunjukan pola komunikasi PSK transpuan
ialah komunikasi antarpersonal berpola sekunder, yaitu menggunakan media
perantara berupa gawai dan aplikasi sosial media sebagai wadah interaksi dan
persebaran informasi. Bentuk pesan yang disampaikan berupa lobi penawaran
oleh PSK transpuan, sehingga respon yang diterima ialah negosiasi oleh
pelanggan. Analisis teori sosial yang menggambarkan pola komunikasi prostitusi
online yaitu teori pertukaran sosial George G. Homans yang menekankan prinsip
komunikasi dengan pertimbangan untung-rugi atau imbalan-pengorbanan.
Berdasarkan 6 proposional dasar teori ini, proposisi agresi-pujian merupakan
pandangan yang paling menggambarkan hubungan sosial dalam prostitusi online
antara PSK transpuan dengan pelanggannya.