Abstract:
Film horor secara khusus dirancang untuk memunculkan rasa takut dan cemas
pada penontonnya. Teknik yang digunakan dalam film seperti adegan mendadak
(jump scares), efek suara menyeramkan, hingga pencahayaan gelap, mampu
menciptakan suasana yang menegangkan, sebagaimana yang ditemukan dalam
film The Conjuring. Kecemasan merupakan suatu perasaan yang tidak santai
secara samar-samar karena adanya rasa ketidaknyamanan dan rasa takut yang
diikuti oleh suatu respon. Dalam penelitian fenomenologi mencoba untuk
medalami serta memahami kejadian-kejadian yang ada di kehidupan manusia
dalam persepsi serta perilaku sehari-hari Masyarakat, sebagaimana yang dipahami
oleh suatu individ maka, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengalaman
penonton terhadap rasa takut dan cemas yang dihasilkan oleh elemen audio-visual
dalam film The Conjuring. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan
teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pengalaman para responden beragam, dengan
tingkat kecemasan yang bervariasi, mulai dari kecemasan ringan hingga panik.
Selain itu, teknik audio-visual dalam film berperan sebagai elemen utama dalam
membangun suasana horor, dengan sound effect, sinematografi, dan jump scare
sebagai faktor dominan. Fenomena ini membuktikan bahwa kombinasi antara
faktor psikologis dan teknis dalam film horor dapat menciptakan pengalaman
menonton yang sangat menegangkan, bahkan mempengaruhi emosi dan respons
fisiologis penonton setelah film berakhir.