Abstract:
Pendahuluan: Stunting merupakan masalah gizi kronis yang berdampak negatif
terhadap pertumbuhan tinggi badan anak, yang disebabkan oleh kurangnya
asupan gizi dalam jangka waktu yang lama. Kondisi ini menjadi salah satu
indikator risiko tumbuh kembang anak yang kurang optimal. Beberapa faktor
yang berkontribusi terhadap terjadinya stunting antara lain berat badan rendah
(BBLR), infeksi diare, asupan gizi yang kurang, imunisasi yang tidak lengkap,
kondisi sosial ekonomi yang rendah, serta tingkat pendidikan dan pengetahuan
orang tua. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan tingkat
pendidikan dan pengetahuan ibu dengan kejadian stunting pada balita di
Kecamatan Medan Marelan. Metode: Penelitian ini menggunakan metode
analitik observasional dengan desain cross-sectional. Sampel yang diambil
berjumlah 47 responden, yang dipilih dengan menggunakan teknik consecutive
sampling. Hasil : Menunjukkan bahwa 29 anak (93,5%) dari 31 responden
dengan pengetahuan kurang menderita stunting. Namun dari 13 responden yang
memiliki pengetahuan cukup, terdapat 7 anak (53,8%) yang mengalami stunting,
tidak terdapat kejadian stunting pada kelompok dengan pengetahuan baik (3
responden). Nilai signifikansi (Sig) sebesar 0,001 (0,005) terdapat pada analisis
yang dilakukan dengan menggunakan uji chi-square alternatif Fisher Exact.
Sebaliknya, tingkat pendidikan ibu tidak menunjukkan hubungan yang signifikan
dengan kejadian stunting, dengan nilai Sig = 0,192 (>0,005). Kesimpulan :
Terjadinya stunting pada balita sangat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan ibu,
meskipun tidak terdapat hubungan langsung antara pendidikan ibu dengan kondisi
tersebut. Oleh karena itu, salah satu cara efektif untuk mengurangi stunting
adalah dengan meningkatkan kesadaran ibu tentang gizi dan kesehatan.