Abstract:
Latar Belakang: Stroke merupakan salah satu penyebab utama disabilitas yang
berdampak pada penurunan kualitas hidup pasien, termasuk gangguan kualitas
sensorik. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya penyakit stroke
yaitu hipertensi, diabetes dan gangguan irama jantung. Setelah serangan stroke
berakhir maka pasien berada pada fase pasca stroke. Pada umumnya penderita
stroke mengkonsumsi obat-obatan dalam jangka panjang yang dapat menimbulkan
efek samping seperti mual-muntah dan perdarahan internal. Untuk menghindari
efek tersebut maka upaya tatalaksana non farmakologi ialah terapi bekam. Bekam
ialah memantik (mengeluarkan) darah dari badan orang (dengan menelungkupkan
mangkuk panas pada kulit menjadi bengkak kemudian digores dengan benda tajam
supaya darahnya keluar). Terapi bekam dapat membantu meredakan nyeri, kaku
dan melancarkan sirkulasi darah. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan perbaikan
pada kualitas sensorik raba, nyeri superficial, dan sensasi nyeri atau nyeri dalam
atau nyeri tekan. Metode: Penelitian yang digunakan ialah analitik komparatif yang
dilakukan secara observasional, dengan menggunakan desain penelitian
pendekatan studi cohort prospektif dan diamati efek yang terjadi pada satu
kelompok tanpa kelompok pembanding dengan membandingkan pre-post test.
Hasil: pada penelitian ini dijumpai 10 responden laki-laki dan 6 responden
perempuan kemudian dijumpai bahwa bekam basah memiliki pengaruh perbaikan
kualitas sensorik raba dan nyeri dalam atau nyeri tekan. Kesimpulan: Dijumpai
bahwa bekam basah memiliki pengaruh dalam perbaikan kualitas sensorik raba,
nyeri superfisial dan nyeri dalam atau nyeri tekan.