Abstract:
Pendahuluan: Konsumsi kopi dan susu semakin populer di kalangan remaja,
termasuk mahasiswa kedokteran, yang sering menggunakannya untuk
meningkatkan energi dan konsentrasi. Kopi mengandung kafein yang dapat
memperburuk gejala Premenstrual Syndrome (PMS) dengan memengaruhi
keseimbangan hormon estrogen dan progesteron, sementara susu mengandung
vitamin D dan K yang dapat membantu mengurangi gejala PMS. Tujuan:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan konsumsi kopi dan susu
hewani terhadap gejala Pre-menstrual syndrome pada mahasiswi Fakultas
Kedokteran Angkatan 2023 Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
Metode: Penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitis dengan rancangan
penelitian Cross-Sectional. Penentuan besar sampel dilakukan dengan rumus
Slovin, menghasilkan jumlah sampel sebanyak 126 orang. Teknik pengumpulan
data dilakukan dengan kuesioner Food Frequency Questionnaire (FFQ) untuk
konsumsi kopi dan susu, serta Shortened Premenstrual Assessment Form (SPAF)
untuk menilai gejala pramenstruasi. Analisis data dilakukan menggunakan uji
Mann-Whitney Test. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas
mahasiswi yang mengonsumsi kopi murni mengalami gejala PMS sebanyak 73%.
Sebaliknya, mayoritas mahasiswi yang mengonsumsi susu hewani tidak
mengalami gejala PMS, yaitu sebesar 90,5%. Nilai rata-rata untuk konsumsi kopi
adalah 33,0, sedangkan untuk konsumsi susu adalah 29,25 dengan P-Value untuk
perbandingan ini adalah 0,000 (α = 0,05). Kesimpulan: terdapat perbedaan yang
signifikan antara konsumsi kopi dan susu terhadap premenstrual syndrome pada
mahasiswi Fakultas Kedokteran Angkatan 2023 Universitas Muhammadiyah
Sumatera Utara.