Abstract:
Stabilitas ekonomi suatu negara dapat ditunjukkan salah satunya melalui kondisi
inflasi yang terkendali. Bank Indonesia melalui kerangka kebijakan moneternya
menggunakan konsep Inflation Targeting Framework (ITF) dalam menetapkan
target inflasi sebagai sasaran utama kebijakan ekonomi. Selama hampir 20 tahun
atau 2 rezim pemerintahan sejak ITF pertama kali digunakan pada tahun 2005 lalu,
telah melalui berbagai macam dinamika ekonomi baik dari dalam maupun luar
negeri. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan ITF dan
membandingkannya antara 2 rezim pemerintahan selama 20 tahun terakhir serta
melihat efektivitas dari transmisi kebijakan moneter khususnya jalur nilai tukar
dalam pengendalian inflasi menggunakan ITF. Metode penelitian menggunakan
metode kuantitatif dengan model analisis regresi linear berganda untuk melihat
pengaruh dari faktor-faktor yang mempengaruhi inflasi di 2 rezim pemerintahan.
Selanjutnya menggunakan model Vector Error Correction Model (VECM) untuk
mengetahui efektivitas kebijakan moneter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pada masa Presiden SBY, variabel pertumbuhan ekonomi (PE), nilai tukar (KURS),
suku bunga kebijakan (BIrate), dan aliran modal asing (AMA) berpengaruh
signifikan terhadap variabel inflasi (INF) baik secara parsial dan simultan.
Sedangkan pada masa Presiden Jokowi terdapat perbedaan dimana variabel AMA
secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap INF. Hasil analisis
menggunakan model VECM menunjukkan bahwa transmisi kebijakan moneter
melalui jalur nilai tukar dinilai efektif setelah dua tahun diterapkan.