Abstract:
Latar belakang: Stunting adalah salah satu keadaan malnutrisi yang terkait 
dengan kekurangan zat gizi sebelumnya sehingga termasuk dalam masalah gizi 
yang berlangsung lama. Tingkat stunting di Indonesia telah mengalami 
penurunan, yaitu dari 24,4% pada tahun 2021 menjadi 21,6% pada tahun 2022 dan 
diharapkan akan turun menjadi 14% pada tahun 2024. Studi Status Gizi Indonesia 
(SSGI) tahun 2021, prevalensi anak stunting di Provinsi Sumatera Utara terdapat 
sepuluh besar daerah yang berstatus merah dan diantaranya adalah Kabupaten 
Langkat. Kajian terdahulu yaitu pada pemberian ASI eksklusif pada balita dapat 
menjadi faktor protektif terhadap stunting sedangkan pemberian ASI non 
eksklusif dapat menjadi faktor risiko balita mengalami stunting. Tujuan: untuk 
mengetahui hubungan riwayat ASI ekslusif dengan risiko stunting pada anak usia 
6 bulan sampai 5 tahun di Puskesmas besitang. Metode: Penelitian ini 
menggunakan metode uji korelasi chi square. Hasil: Sebanyak 23 orang anak 
menerima ASI Ekslusif sedangkan 26 orang anak tidak meneima ASI di 
Puskesmas Besitang. Sebanyak 18 orang anak tidak menerima ASI mengalami 
stunting, 8 orang anak tidak menerima ASI tidak mengalami stunting, 6 oang anak 
menerima ASI Ekslusif akan tetapi mengalami stunting dan 17 orang anak 
menerima ASI Ekslusif tidak mengalami stunting di Puskesmas Besitang. Uji 
korelasi chi square pada hubungan riwayat ASI eksklusif dengan risiko stunting 
pada anak usia 6 bulan sampai 5 tahun menunjukkan p=0,006 (p<0,05). 
Kesimpulan: Terdapat hubungan riwayat ASI eksklusif dengan kejadian stunting 
dengan risiko 2.654 lebih tinggi dibandingkan yang mendapatkan ASI Ekslusif di 
Puskesmas Besitang.