Abstract:
Latar Belakang: Pneumonia adalah suatu bentuk infeksi saluran pernapasan 
yang terjadi di luar lingkungan rumah sakit dan merupakan penyebab signifikan 
morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia. Berdasarkan data dari WHO, terdapat 
14% penderita pneumonia dari seluruh kematian terhadap anak dibawah 5 tahun 
dengan total kematian sekitar 740.180 jiwa pada tahun 2019.Data dari Dinas 
Kesehatan Provinsi Sumatra Utara mengungkapkan pada tahun 2019 kasus 
pneumonia di Sumatera Utara sebesar 12,47%.Dalam upaya mempermudah 
penilaian dan pengelolaan pneumonia komunitas, berbagai skor klinis telah 
dikembangkan. Dua di antaranya yang paling sering digunakan adalah skor 
SMART-COP dan skor CURB-65. Skor ini dirancang untuk membantu dokter dan 
tenaga medis dalam menilai risiko dan tingkat keparahan pasien, serta 
membimbing keputusan terkait pengobatan dan perawatan yang diperlukan.
Penelitian Francisco (2021) menjelaskan mengenai akurasi antara skor CURB-65 
dan PSI dalam menentukan prognosis pendeita Pneumonia komunitas. Hasil yang 
ditunjukkan bahwasanya skor PSI memiliki sensitivitas dan akurasi yang tinggi 
dibandingkan skor CURB-65. Belum ada kesepakatan serta penelitian yang jelas 
mengenai mana di antara skor CURB-65 dengan skor SMART-COP yang lebih 
akurat dan efektif. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian cohort 
retsospektif yang mengambil data rekam medis pasien penderita pneumonia di 
Rumah Sakit Umum H. Adam Malik Medan pada bulan Mei 2022 hingga Juni 
2023.Total sampel pada penelitian ini adalah 91 orang. Data dianalisis 
menggunakan (SPSS). Lalu melakukan uji chi-square. Jika didapatkan nilai p dari 
< 0,05, dianggap signifikan secara statistik. Hasil: Terdapat perbedaan yang 
signifikan antara SmartCOP dan CURB65 (p<0,05). Kesimpulan: Terdapat 
perbedaan siginifikan antara skor SMART-COP dengan skor CURB-65 dimana 
skor SMART-COP memiliki tingkat sensitivitas, spesifitas serta akurasi yang 
lebih tinggi dalam menentukan prognosis pasien dibandingkan skor CURB-65.