Abstract:
Pendahuluan: Autofagi adalah jalur penting yang mengatur hemeostasis 
organisme, ketika keseimbangan autofagi terganggu maka dapat menyebabkan
keadaan yang bersifat patologis. Autofagi terbagi menjadi tiga jenis, (1) 
makroautofagi, (2) mikroautofagi, dan (3) Chaperone-mediated autophagy 
(CMA). Modulator tahap autofagi terdiri dari (1) inisiasi, saat terjadinya starvasi 
mTORCI dihambat dan fosforilasi oleh AMPK, kemudian akan meng aktivasi 
ULK1, (2) Ekspansi, yang melibatkan BECLIN1, dan (2) elongasi, akan 
melibatkan peran LC3B. Sel melakukan autofagi untuk mendaur ulang organel 
yang rusak dan protein yang salah pelipatan, bekerja sama dengan sistem 
kekebalan adaptif untuk menjaga hemeostasis sel serta kualitas protein dan 
organel. Kelainan pada proses autofagi akan berdampak pada kejadian mutasi 
genetik khusus nya pada mutasi Missense dan Frameshift. Mutasi genetik ditandai 
oleh perubahan urutan asam amino yang dapat mengakibatkan perubahan fungsi 
protein. Tujuan: Mengetahui tingkat kefatalan mutasi Missense dan Frameshift
gen LC3B terhadap protein autofagi. Metodologi: Memprediksi tingkat kefatalan 
mutasi dengan menggunakan perangkat lunak SIFT dan PolyPhen-2. Hasil: Hasil 
prediksi gen LC3B menggunakan perangkat lunak SIFT pada mutasi Missense 
didapatkan 55% sampel mengalami Deleterious dan 45% sampel mengalami 
Tolerated. Mutasi Frameshift didapatkan 20% sampel mengalami Deleterious dan 
80% sampel mengalami Tolerated. Sedangkan perangkat lunak PolyPhen-2 pada 
mutasi Missense didapatkan hasil 45% untuk Benign, 14% untuk Possibly 
Damaging, dan 45% untuk Probably Damaging. Mutasi Frameshift didapatkan 
hasil 20% untuk Benign, 40% untuk Possibly damaging, dan 40% untuk Probably 
Damaging. Kesimpulan: Setelah dilakukan penelitian dapat disimpulkan bahwa 
mutasi Missense dan Frameshift pada gen LC3B dapat mempengaruhi 
fungsionalitas protein LC3B.