Abstract:
Pendahuluan: Kanker kandung kemih merupakan suatu keadaan patologis di
mana terjadi proliferasi atau pertumbuhan sel-sel yang membentuk lapisan dinding
kandung kemih secara tidak terkendali dan abnormal. Salah satu metode
pengobatan kanker kandung kemih pada saat ini adalah kemoterapi. Kemoterapi
memiliki efek yang substansial dalam mengurangi jumlah sel kanker karena
mekanisme kerjanya yang bertujuan untuk menginduksi kematian sel dan
menghambat proliferasi sel kanker. Namun, pasien yang menjalani pengobatan
kemoterapi sering kali mengalami beragam gejala yang dapat berasal dari efek
samping kemoterapi itu sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi
terhadap gambaran efek samping obat kemoterapi pasien kanker kandung kemih
di RSUD Dr. Pirngadi. Metode: Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
desain penelitian studi observasional secara retrospektif dengan rancangan cross sectional. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik Total
Sampling. Sampel yang didapatkan sebanyak 42 sampel. Pengumpulan data
diperoleh melalui data sekunder yang diambil dari rekam medis yang didapatkan
dari RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan dan dianalisis menggunakan uji univariat.
Hasil: Obat kemoterapi yang paling banyak dikonsumsi oleh pasien kanker
kandung kemih yaitu pemberian kombinasi gemcitabin-cisplatin (64,3%) dan
epirubicin (35,7%) dan efek samping yang paling banyak ditemukan yaitu
dispepsia (34,5%), diikuti dengan nyeri sendi (23,6%), respon alergi dan bengkak
(12,7%), infeksi (5,5%), trombositopenia dan konstipasi (3,6%), syok
hipovolemik (1,8%), vertigo, dan neutropenia (0,9%). Kesimpulan: Obat
kemoterapi yang paling banyak digunakan oleh pasien kanker kandung kemih di
RSUD Dr. Pirngadi adalah gemcitabin-cisplatin dengan efek samping yang paling
banyak ditemukan adalah dispepsia.