Abstract:
YouTube merupakan situs media sosial yang paling sering diakses oleh siapapun
dan memungkinkan penonton untuk melihat berbagai jenis konten video sesuai
keinginannya. Adanya media YouTube membuat siapapun ingin memposting hasil
karyanya agar ditonton oleh banyak orang. YouTube juga berfungsi sebagai wadah
untuk menyampaikan suatu pesan dari sebuah konten video yang diposting, salah
satunya yaitu channel YouTube Ditjen PAUD Dikdasmen yang memposting video
animasi berjudul “Stop Perundungan”. Video animasi merupakan media yang
menggabungkan audio dan visual yang memaparkan suatu topik secara detail.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana representasi perundungan
pada anak dalam video animasi “Stop Perundungan” dan penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui dan mendeskripsikan representasi perundungan yang terjadi pada
anak. Peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik analisis data
semiotika Roland Barthes yang menekankan pada pencarian makna denotasi,
konotasi, dan mitos yang digunakan dalam memahami tanda-tanda ataupun makna
dalam video animasi tersebut. Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh
peneliti yakni melalui observasi, dokumentasi, dan studi literatur. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa di dalam video animasi "Stop Perundungan" terdapat empat
jenis perundungan yaitu perundungan fisik, verbal, dunia maya, dan nonverbal.
Selain itu, video animasi ini juga menggambarkan bahwa masih banyak tindakan
yang merugikan seseorang dengan berlaku tidak adil yang disebabkan oleh masalah
psikologi sosial yang merasa bahwa pelaku perundungan memiliki kekuatan yang
jauh lebih besar daripada korban, sehingga mudah untuk mengintimidasi. Video
animasi ini dapat menjadi pembelajaran bagi masyarakat agar tidak menganggap
remeh tindakan perundungan pada anak di lingkungan sekolah.