Abstract:
Beberapa bulan belakangan ini, aksi pembegalan di Kota Medan semakin
meresahkan. Biasanya pembegalan dilakukan dimalam hari dan dengan kondisi
jalanan yang sepi. Namun, beredar berita-berita jika pembegalan bahkan
dilakukan pagi ataupun siang hari dimana dengan kondisi ramai penduduk
(banyak masyarakat yang melakukan aktivitas) . Walikota medan, Bobby
Nasution tidak tinggal diam melihat situasi tersebut. Ia meminta aparat kepolisian
bertindak tegas, termasuk menembak mati para pelaku begal jika diperlukan.
Maka dari itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui opini
masyarakat Kota Medan tentang pernyataan Walikota terkait tembak mati pelaku
begal. Jenis penelitian yang digunakan yakni penelitian kualitatif. Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan wawancara yang disebar melalui google
form kepada masyarakat di Kelurahan Mabar, Kecamatan Medan Deli, Kota
Medan yang berjumlah 12 orang informan penelitian. Analisis data dilakukan
melalui reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa opini publik masyarakat terhadap seruan Walikota Medan
terhadap tembak mati tindak pelaku pembegalan sebagian besar disetujui oleh
masyarakat. Alasannya adalah masyarakat sudah sangat resah dan tidak aman
terhadap tindak pelaku Begal yang semakin meresahkan, terutama bagi para
pekerja yang pergi atau pulang kerja di waktu tengah malam (dini hari), tindakan
pembegalan yang terjadi di seputaran UMSU dan daerah Ringroad yang menjadi
berita utama, serta pengalaman masyarakat yang pernah menjadi korban aksi
begal yang menjadi alasan masyarakat menyetujui seruan tersebut. Adanya seruan
Walikota Medan terhadap tembak mati para pelaku Begal dapat memberikan efek
jera bagi para pelaku Begal untuk tidak melakukan tindakan pembegalan lagi.