Abstract:
Pendahuluan: Sirkumsisi merupakan tindakan operatif dengan melakukan
pemotongan terhadap preputium yang bertujuan untuk mencegah terjadinya proses
infeksi pada penis serta merupakan salah satu dari bagian keagamaan khususnya
umat beragama Islam. Terdapat banyak metode sirkumsisi saat ini khususnya
metode modern yang salah salah satunya adalah metode fine sealaer dan metode
electrical cauter yang memberikan proses serta hasil yang berbeda. Tujuan:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses penyembuhan luka pasca
sirkumsisi dengan membandingkan hasil sirkumsisi pada metode fine sealaer dan
metode electrical cauter. Metode: Penelitian ini menggunakan jenis penelitian
analitik observasional dengan desain case control. Penelitian ini dilakukan dengan
cara membandingkan hasil sirkumsisi dari dua kelompok yaitu kelompok anak yang
menjalani sirkumsisi menggunakan metode fine sealaer dan kelompok anak yang
menggunakan metode electrical cauter. Jumlah subjek yang diteliti adalah 60 anak
dengan 30 anak pada kelompok fine sealer dan 30 anak lagi pada kelompok
electrical cauter. Analisis data menggunakan uji normalitas Kolmogorov Smirnov
dan uji Mann Whitney sebagai uji pembanding. Hasil: Hasil uji memperlihatkan
bahwa terdapat perbedaan proses penyembuhan luka pasca sirkumsisi yang
signifikan antara fine sealer dan electrical cauter dimana terdapat nilai signifikansi
sebesar 0.000 (p<0.05) dan terdapat perbedaan mean rank terhadap kedua metode
tersebut dimana mean rank pada kelompok electrical cauter berjumlah 39.00
daripada kelompok fine sealaer yang hanya 22.00.
Kesimpulan : metode fine sealaer memiliki proses penyembuhan yang lebih cepat
dibandingkan metode electrical cauter