Abstract:
Pitiriasis versikolor atau yang lebih dikenal sebagai panu adalah infeksi kulit yang
disebabkan oleh jamur superficial, Malassezia furfur. Penyakit ini menyebabkan
perubahan warna kulit, disertai rasa gatal pada daerah terinfeksi. Meskipun tidak
menular, pitiriasis versikolor sering terjadi pada remaja atau dewasa muda,
dengan faktor resiko termasuk iklim tropis, kebersihan individu, faktor
lingkungan, usia, jenis kelamin, dan faktor genetik. Tanaman herbal, seperti lidah
buaya (Aloe vera L.), memiliki potensi sebagai pengobatan alternatif. Lidah buaya
memiliki beragam kandungan seperti kuinon, saponin, aminoglukosida, fenol,
tanin, asam salisilat, flavonoid, asam sinamat, minyak atsiri, dan sulfur, beberapa
di antaranya memiliki sifat antifungi. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa
ekstrak lidah buaya memiliki efek inhibisi terhadap pertumbuhan jamur
Malassezia furfur. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan
desain posttest only control group. Dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi dan
Laboratorium Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Sumatera Utara. Populasi penelitian adalah koloni jamur Malassezia furfur
dibiakkan pada media agar Sabouraud Dextrose Agar. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pemberian ekstrak lidah buaya memiliki dampak positif
dalam menghambat pertumbuhan jamur Malassezia furfur. Analisis statistik
menggunakan uji Mann-Whitney menegaskan bahwa ekstrak lidah buaya efektif
menghambat pertumbuhan jamur tersebut. Konsentrasi 90% ekstrak lidah buaya
menunjukkan efek inhibisi terbaik dibandingkan dengan konsentrasi 80% dan
85%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa ekstrak lidah buaya memiliki
potensi sebagai agen antijamur untuk mengatasi pitiriasis versikolor. Konsentrasi
90% ekstrak lidah buaya menunjukkan efek inhibisi terbaik, dan temuan ini dapat
menjadi dasar untuk pengembangan terapi baru dalam mengatasi pitiriasis
versikolor menggunakan ekstrak lidah buaya