Abstract:
Pendahuluan: Pada tahun 2020 World Health Organization (WHO) mengutarakan
bahwa, kanker berada pada urutan kedua sebagai penyakit pemicu kematian utama di
dunia dengan prevalensi sebanyak 8,97 juta kematian. Tumor prekanker yang tidak
diobati dapat menjadi faktor risiko kanker. Faktor risiko dari kanker seperti genetik,
faktor lingkungan atau psikologis dianggap sebagai faktor penting kanker serta
inisiasi kanker. Stres telah ditunjukkan dapat mengaktifkan Sympathetic Nervous
Signaling (SNS) dan sumbu Hypothalamic Pituitary Adrenal (HPA). Aktivasi sumbu
HPA oleh stres menginduksi sekresi katekolamin dan glukokortikoid terutama
kortisol. Kortisol telah terbukti memiliki efek langsung pada pertumbuhan dan
perkembangan beberapa kanker. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menilai atau
menganalisis perbedaan tingkat stres antara pria dan wanita yang menderita tumor
jinak (prekanker). Metode: studi komparatif dengan pendekatan cross sectional
(studi non-eksperimental), sampel penelitian ini adalah pasien terdiagnosis tumor
prekanker berdasarkan pemeriksaan histopatologi yang tercatat pada rekam medik
RSU Haji Medan, RSU Muhammadiyah Medan, dan Laboratorium Patologi Anatomi
Prospecta, Sumatera Utara. Hasil: Distribusi frekuensi sampel penelitian berdasarkan
jenis kelamin, pada jenis kelamin pria mayoritas termasuk dalam tingkat stres normal
sebanyak 30 (68,2%). Mayoritas sampel penelitian wanita memiliki tingkat stres
ringan sebanyak 19 sampel (43,2%). Serta ditemukan hasil uji Chi square 0,006 (p value <0,05) yang bermakna terdapat perbedaan yang signifikan pada tingkat stres
antara pria dan wanita yang menderita tumor jinak (prekanker). Kesimpulan:
Terdapat perbedaan yang signifikan pada tingkat stres antara pria dan wanita yang
menderita tumor jinak (prekanker).