Abstract:
Pendahuluan: Demam tifoid atau demam enterik adalah penyakit infeksi sistemik
disebabkan oleh Salmonella Typhi dan Salmonella parathypi dan merupakan
penyebab dari morbiditas dan mortalitas infeksius pada negara berkembang.
Banyak pasien demam tifoid berusia ≤ 19 tahun. Endotoxin bakteri dapat mengubah
parameter hematologi seperti leukosit dan limfosit. Pemeriksaan hematologi dan
serologis tubex membantu diagnosis secara cepat. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui korelasi jumlah leukosit dan limfosit dengan skor positif tubex pada
pasien demam tifoid anak. Metode: Penelitian analitik observasional dengan
rancangan cross-sectional dan pendekatan retrospektif. Data diperoleh dari rekam
medis pasien demam tifoid anak di RSU Haji Medan. Hasil: Mayoritas pasien
demam tifoid anak berada pada usia ≥ 5 tahun 80,5%, berjenis kelamin laki-laki
53%, dengan lama rawat <7 hari 92,7%, dan skor tubex positif (≥ +6) 65,9%. Usia
<5 tahun mayoritas dengan jumlah leukosit normal 51,6% dan limfositosis 41,9%.
Pada usia ≥ 5 tahun mayoritas dengan jumlah leukosit normal 63,9% dan
limfositopeni 46,6%. Hasil analisis bivariat didapatkan tidak signifikannya korelasi
jumlah leukosit dan limfosit dengan skor positif tubex pada anak < 5 tahun
(p=0,257) serta ≥ 5 tahun (p=0,422), dan korelasi signifikan antara jumlah limfosit
dengan skor positif tubex pada usia ≥ 5 tahun (p=0,009). Kesimpulan: Tidak
terdapat korelasi antara jumlah leukosit dengan skor positif tubex pada kategori usia
pasien<5 tahun serta ≥ 5 tahun, tidak terdapat korelasi antara jumlah limfosit
dengan skor positif tubex pada kategori usia pasien 5 tahun, dan terdapat korelasi
yang signifikan antara jumlah limfosit dengan skor positif tubex pada kategori usia
pasien ≥ 5 tahun.